Selasa, 11 Januari 2011

Kanker leher rahim (Ca Cerviks)


           Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada lapisan endometrium (servik uterus),  yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).1 Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 tahun. Tetapi kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Untuk pasien yang lebih tua, mereka lebih berpeluang meninggal akibat penyakit ini, dikarenakan penyakit mereka stadium nya lebih tinggi.1,2
            Kanker servik rahim utamanya menyerang wanita dari kelas menengah kebawah dan mereka yang memiliki akses yang memprihatikan pada perawatan medis rutin. Sehingga pada beberapa negara berkembang yang kebanyakkan bergolongan menengah kebawah, sering terjadi kanker leher rahim bahkan kanker ini merupakan sebab utama kematian. Alasan lainnya karena ketidaktersediaan pemonitoran rutin di berbagai negara berkembang.3

ETIOLOGI
            Untuk kanker rahim ini sendiri penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.2
Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor resiko adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit).3

Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim:
  1. Usia
    Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun keatas.1,2,3,4
  2. Hiperplasia endometrium  (suatu kondisi dimana terjadi pertumbuhan yang belebihan pada lapisan endometrium).2
  3. TerapiSulihHormon(TSH)
    TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis dan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke.
    Wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka panjang tampaknya mempertinggi resiko ini.Wanita yang mengkonsumsi estrogen dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena progesteron melindungi rahim.2
  4. Obesitas
    Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obesitas.2
  5. Diabetes (kencing manis)2
  6. Hipertensi (tekanan darah tinggi)2
  7. Tamoksifen
    Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobati kanker payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini tampaknya berhubungan dengan efek tamoksifen yang menyerupai estrogen terhadap rahim.
    Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar daripada resiko terjadinya kanker lain, tetapi setiap wanita memberikan reaksi yang berlainan.2
  8. Ras
    Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.2
  9. Kanker kolorektal (mengenai kolon atau rektum)2
  10. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun.2
  1. Menopause setelah usia 52 tahun.2
  2. Tidak memiliki anak.2
  3. Kemandulan.2
  4. Penyakit ovarium polikista.2
  5. Polip endometrium (pertumbuhan yang menonjol pada lapisan endometrium).2
  6. Aktivitas seksual. 1,3,4,5
   Seorang wanita yang pernah berhubungan seksual memiliki resiko invasif kanker rahim lebih tinggi. Termasuk berganti-ganti pasangan.
  1. Human papillomavirus (HPV) 3-6. 
   Merupakan kofaktor penting. Umumnya 90%-100% dari keseluruhan invasive kanker rahim memiliki keterkaitan pada infeksi HPV.
  1. Merokok.3-7                                                                                                   Mekanismenya dapat dihubungkan dengan berkurangnya fungsi kekebalan sekunder pada efek sistematis asap rokok dan efek local zat penyebab kanker pada tembakau.
  2. Menurunnya sistem pertahanan tubuh.3,4.
Hal ini bisa disebabkan karena pasien telah menderita virus HIV sehingga tidak menutup kemungkinan pasien dapat terserang kanker melalui Human papillomavirus (HPV).

MANIFESTASI KLINIK
            Pada beberapa penderita, tidak muncul gejala yang berarti (asimtomatis). Namun beberapa gejala mengarah kepada infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker servik yang patut diwaspadai
Gejalanya bisa berupa:
·  Perdarahan rahim yang abnormal.2
·  Siklus menstruasi yang abnormal.2
·  Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami
     menstruasi).1,2,7
·  Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause.2
·  Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40
     tahun).2
·  Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul.2
·  Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause).1,2,7
·  Nyeri atau kesulitan dalam berkemih.2
·  Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.2

PEMERIKSAAN
         •PapSmearTest.1,3,4,5
            Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan dilakukannya beberapa tindakan pengobatan sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.1 Tes ini hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Dalam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat yang dinamakan spekulum akan dimasukan kedalam liang senggama.3,4,5
          Kolposkopi.1,2,5   
            Koloskopi adalah suatu prosedur pemeriksaan rahim dan leher rahim. Dengan memeriksa permukaan leher rahims, dokter akan menentukan penyebab abnormalitas dari sel-sel leher rahims seperti yang dinyatakan dalam pemeriksaan 'Pap Smear'.1 Dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam vagina dan memberi warna saluran leher rahim dengan suatu cairan yang membuat permukaan leher rahim yang mengandung sel-sel yang abnormal terwarnai.. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahims melalui sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran yang tinggi.1
           Servikografi.5,8  
            Sebuah kamera khusus yang digunakan untuk mengambil gambar dari servik setelah servik tersebut diberi asam asetat. Kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilihat apakah teridentifikasi kanker atau tidak.8
Stadium
Keterangan
Karsinoma Pra-invasif

O
Karsinoma  in situ, karsinoma intraepitelial
     Karsinoma invasif

I
Karsinoma terbatas pada serviks
II
Karsinoma meluas kebawah serviks tetapi tidak sampai ke dinding panggul;                        melibatkan duapertiga atas vagina.
III
Karsinoma meluas ke dinding panggul;     melibatkan sepertiga bawah vagina.
IV
Karsinoma meluas ke mukosa kandung kemih dan rektum.
        TABEL 1. Stadium karsinoma serviks (FIGO (Federation internationale de Gynecologic et Obstetrique.dari Gusberg SB et al: Female genital cancer, new york, 1988,Churchill Livingstone.))8

MANAJEMEN
            Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum penderita.
Metode pangobatan :
A. Metode pengobatan pada stadium awal
1.     Pemanasan Diathermy atau dengan sinar laser.1,3
2.      Cone biopsi
      Mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan.1,3
B. Metode pengobatan pada stadium Pre-kanker
1.      Pembedahan.2,3,4
      Penderita akan mengalami histeroktomi (pengakatan rahim). Ovarium dan tuba falopii bisa juga diangkat tergantung tingkat penyebaran kanker tersebut.2
2.      Terapi penyinaran2,3,4
Terapi penyinaran merupakan terapi lkal, hanya menyerang sel-sel kanker pada daerah yangdikenainya. Pada stadium I, II, dan III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan.2 Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa).3
3. Kemoterapi (terapi hormonal)2,3,4
      Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim.2,4
PENATALAKSANAAN         
Tingkat
Penatalaksanaan
0
Biopsi kerucut,Histeroktomi transvaginal
Ia
Biopsi kerucut,Histeroktomi transvaginal
Ib, Iia
Histeroktomi radikal dengan dengan limfadenoktomi panggul dan evaluasi kelenjar limfa para aorta (bila terdapat metastatis dilakukan radioterapi pasca pembedahan)
IIb, III, dan IV
Histeroktomi transvaginal
Iva dan IVb
Radioterapi, Radiasi paliatif, kemoterapi
TABEL 2. Penatalaksanaan pengobatan kanker rahim tiap stadium.5
PENCEGAHAN
1.      Jauhi rokok.7
2.      Penggunaan vaksin Gardasil yang dibuat dari virus like particles (VLPs) capsid L1 dari HPV untuk mengurangi resiko terkena kanker rahim.6,7
3.      Wanita-wanita yang memiliki faktor resiko terkena kanker rahim sebaliknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.2
4.      Jangan terlalu sering mencuci vagina dengan obat antiseptik tertentu tanpa resep dari dokter ataupn dengan menaburi bedak talk.7
5.      Diet rendah lemak.7


PROGNOSIS
             Prognosis setelsh pengobatan kanker servik akan makin baik jika lesi ditemukan dan diobati lebih dini. Tingkat harapan kesembuhan dapat mencapai 85% untuk stadium I, 50-60% untuk stadium II, 30% untuk stadium III, dan 5-10% untuk stadium IV.9 Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan. 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histeroktomi dan memeiliki resiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histeroktomi radikal terjadi 80% rekurensi dalam 2 tahun.5


DAFTAR PUSTAKA

[1] Riono, ”KankerLeherRahim”, 2002, http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=2262&post=16 (diakses tanggal 13 November 2007)
[2] Anonim, 2004, “Kanker Rahim”,
[3] Pazdur, et al, ”Cancer Management : A Multidiciplinary Approach”, The Oncology Group, New York, 2003, hlm. 419-424
[4] Cannistra, et al, “Cancer of the uterine cervix”, 1996, http://www.nejm.org (diakses pada tanggal 19 November 2007)
[5] Mansjoer, et al, “Kapita Selekta Kedokteran jilid 1,edisi 3”, Jakarta, Media
              Aesculapius, 2001, hlm. 379-381
[6] Anonim, 2004, “Vaksin Baru Kanker Rahim Telah di Sahkan”,

[7] Praz, “Kiat Mencegah Kanker Rahim”, 2006, http://www.go.microsoft.com/fwlink/?linkId=69157 (diakses tanggal 13 November 2007)
[8]Anonim, “Corporate Medical Policy Cervicografy”, 2006 http://www.bcbsnc.com/services/medical-policy/pdf/cervicography.pdf, (diakses tanggal 22 november 2007)

 [9] Price, et al., ”Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit buku ke-2”, Jakarta, 1995, hlm. 1137-1138.

0 komentar:

newer post older post Home