Sabtu, 01 Januari 2011

Rinitis Alergi


Etiologi
Reaksi alergi pada pasien atopi à Hipersensitivitas tipe I

Klasifikasi Rinitis Alergika
·         Rinitis alergi intermitten (kadang-kadang). < 4 hari/minggu atau < 4 minggu.
·         Rinitis alergi persisten (menetap). Gejalanya > 4 hari/minggu atau > 4 minggu.
·         Rinitis alergi ringan. Tidak mengganggu aktivitas harian
·         Rinitis alergi sedang & berat. Mengganggu aktivitas harian.

Anamnesis
·         Bersin patologis (berulang lebih 5 kali setiap serangan)
·         Rinore
·         Gangguan hidung. Hidung gatal dan rasa tersumbat.
·         Mata gatal dan mengeluarkan air mata (lakrimasi).
·         Allergic shiner. Perasaan anak bahwa ada bayangan gelap di daerah bawah mata akibat stasis vena sekunder. Stasis vena ini disebabkan obstruksi hidung.
·         Allergic salute. Perilaku anak suka menggosok-gosok hidungnya akibat rasa gatal.
·         Allergic crease. garis melintang 1/3 bawah dorsum nasi akibat menggosok hidung.
·         Alergen à terperinci
Hirupan (dws): debu rumah, tungau, jamur, bulu binatang
Makanan (anak): susu, telur, ikan laut, coklat
·         Riwayat alergi dalam keluarga
·         Bahan iritan pada tempat kerja

Pemeriksaan Fisik
Lakrimasi berlebihan, sklera dan konjungtiva yang merah, daerah gelap periorbita (mata biru alergi), pembengkakan sedang sampai nyata dari konka nasalis yang berwarna kepucatan à keunguan, sekret hidung encer jernih, keriput lateral pada krista hidung, gambaran allergic salute, lipatan hidung transversal, lipatan infraorbita Dennie-Morgan

Pemeriksaan Penunjang
·        eosinofil meninggi dlm sekret hidung dan darah tepi, peningkatan kadar serum IgE.
·       Sitologi hidung à banyak eosinofil (menunjukkan alergi inhalan), basofil 5 sel/lap (menunjukkan alergi ingestan), dan sel PMN (menunjukkan infeksi bakteri).
·        radio immunosorbent test (RAST) & enzyme linked immunosorbent assay (ELISA)
·        Uji kulit.

Penatalaksanaan
1.    Menghindari alergen penyebab
     Terapi simptomatik dengan obat-obatan à Antihistamin oral, dekongestan (dapat diberikan tunggal atau kombinasi dengan antihistamin H1 lokal atau peroral), Kortikosteroid (sistemik atau intranasal)
2.    Injeksi alergen, imunoterapi, atau hiposensitisasi
Bila cara-cara konservatif tidak berhasil, maka injeksi alergen dapat diindikasikan. à penyuntikkan alergen penyebab bertahap à menginduksi toleransi penderita alergi.
3.    Penatalaksanaan komplikasi atau faktor-faktor yang memperburuk
4.    Terapi bedah
Pembedahan biasa dilakukan pada polip hidung dan sinusitis berkaitan dengan faktor infeksi jika terapi obat-obatan.

Komplikasi
Otitis media, Disfungsi tuba eustachius, Sinusitis akut, Sinusitis kronik

0 komentar:

newer post older post Home