Minggu, 28 November 2010

PNEUMONIA VIRAL


Pendahuluan
Kebanyakan kasus dari infeksi pneumonia viral adalah ringan dan membaik tanpa pengobatan, tapi beberapa diantaranya memberat dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Orang dengan gangguan system imun seperti penderita HIV, pasien transplantasi, anak-anak kecil, orang tua, dan penderita yang menggunakan terapi penekanan system imun dalam pengobatan gangguan autoimun mempunyai risiko yang serius terhadap infeksi pneumonia viral.1
Pneumonia virus dapat bervariasi mulai dari sakit ringan hingga penyakit yang mengancam jiwa dengan hipoksemia berat. Severe acute respiratory syndrome (SARS) merupakan suatu penyakit akibat serangan virus yang sering dihubungkan dengan tingginya angka kematian dan kesakitan.2
Sebuah penelitian pada 154 anak yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi saluran pernafasan bawah, suatu pathogen diidentifikasi pada 79% kasus. Bacteria yang tipikal tampak pada 60% nya (dimana Streptococcus pneumonia ditemukan dalam 73%), pathogen viral dijumpai pada 45%, dan campuran antara infeksi bakterial/viral terjadi pada 23%. Agen virus yang paling sering dijumpai adalah influenza A; respiratory syncytial virus (RSV); dan parainfluenza 1, 2, serta 3. pathogen viral multiple dijumpai pada 16 pasien.
Suatu penelitian dari 211 pasien dewasa menunjukkan bahwa bacterial pneumonia terjadi pada 84 pasien; 23 pasien juga mengalami infeksi virus. Penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa infeksi sering terjadi secara bersamaan antara pathogen bacterial dan viral yang menjadikan suatu hal mustahil untuk menyingkirkan penyakit bacterial walaupun suatu tes cepat menunjukkan bahwa penderita mengalami infeksi virus.2

 

Definisi:

Pneumonia viral merupakan suatu inflamasi dari paru-paru yang disebabkan oleh infeksi oleh virus.3


Gambar 1. Gambaran susunan mayor paru yang
meliputi bronchus, bronkhiolus dan alveoli. 4

Patofisiologi
Suatu pengertian yang penuh tentang patofisiologi dan patogenessis dari penyakit viral tidaklah diketahui hingga saat ini.2
Mekanisme dari kerusakan jaringan bergantung pada keterlibatan virus. Pada beberapa kasus, respon imun dapat berkontribusi terhadap manifestasi penyakit, dalam tambahan untuk mengendalikan infeksi dan mengusahakan pengembalian kondisi ke normal sehat.
Respon imun dapat dikategorikan berdasarkan bentuk dari produksi sitokin. Sitokin tipe 1 menghasilkan cell-mediated immunity, sementara sitokin tipe 2 memediasi respon alergi.
Sebagai tambahan terhadap respon humoral, cell-mediated immunity hadir untuk menjadi hal penting bagi penyembuhan dari infeksi virus system repirasi yang terjadi. Kerusakan respon tipe 1 mungkin dapat menjelaskan  mengapa pasien yang mengalami suatu immunocompromise memiliki pneumonia viral yang lebih parah.
Virus system respirasi merusak traktus respirasi dan menstimulasi host untuk melepaskan factor humoral multipel, termasuk histamin, leukotriene C4, dan virus-specific immunoglobulin E pada infeksi RSV serta bradykinin, interleukin-1, interleukin-6, juga interleukin-8 pada infeksi rhinovirus. Infeksi RSV dapat juga mengubah bentuk kolonisasi bakterial, meningkatkan perlekatan bakteri pada epitel system respirasi, mengurangi mucociliary clearance, serta mengubah fagositosis bakteri oleh sel host.
Infeksi oleh virus influenza memulai suatu kematian sel, khususnya pada saluran nafas atas. Mucociliary clearance dirusak dan perlekatan bakteri terhadap epitel system respirasi terjadi. Infeksi dengan virus merusak sel T dan neurofil serta fungsi makrofag, dimana membimbing terhadap kerusakan dari pertahanan host serta dapat memelihara infeksi bacterial dari area yang secara normal steril, meliputi saluran pernafasan bagian bawah. Kerusakan pertahanan host ini dapat menjelaskan mengapa sebanyak 53% dari pasien rawat jalan dengan pneumonia bacterial memiliki infeksi pneumonia viral yang berbarengan. 2



Etiologi
Penyebab dari infeksi pneumonia viral adalah sebagai berikut:2
·         influenza virus,
·         RSV,
·         parainfluenza virus,
·         adenovirus,
·         paramyxovirus,
·         CMV,
·         varicella-zoster virus,
·         herpes simplex virus,
·         Epstein-Barr virus,
·         Hantavirus, and
·         coronavirus SARS-CoV.

Gejala Klinik
Kebanyakan virus yang menyebabkan pneumonia viral dapat mengakibatklan suatu influenza-like syndrome yang meliputi demam, malaise, nyeri kepala, batuk serta mialgia. Penampakan ini membuat determinasi dari etiologi atas basis klinis sulit. Alat rapid antigen detection yang menggunakan imunoloresensi langsung atau enzyme-lined immunosorbent assays dapat membantu untuk mendapatkan hasil dalam beberapa jam. Sensivisitas dan spesifisitasnya bervariasi antara 80% dan 95%. 2
Beberapa gejala yang dapat muncul adalah sebagai berikut: 1   
·         Batuk
·         Nyeri kepala
·         Nyeri otot
·         Nafas pendek
·         Demam
·         Kedinginan  
·         Berkeringat
·         Fatigue
·         Sore throat
Gejala tambahan yang dapat dihubungkan dengan penyakit ini adalah:1
·         Kulit lembab
·         Mual dan muntah
·         Nyeri sendi
Dari pemeriksaan fisik beberapa pasien memiliki penemuan fisik selain demam ringan, sementara pasien-pasien lainnya dapat memiliki kegagalan respirasi. Penemuan pada pemeriksaan fisik dapat meliputi hal-hal berikut: 2
·         Demam dan/atau kedinginan
·         Batuk (dengan atau tanpa produksi sputum)
·         Takipnoe dan/atau dispnoe
·         Takikardi atau bradikardi
·         Wheezing
·         Rhonchi
·         Rales
·         Retraksi sternal atau interkostal
·         Dullness pada perkusi
·         Penurunan suara nafas
·         Pleurisy

Diagnosis Banding 2
·         Asma
·         Bronkhitis
·         Bacterial pneumonia
·         Immunocompromised pneumonia
·         Mikoplasma pneumonia

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium 2
  • Pada unit gawat darurat untuk pasien dengan infiltrate pada radiografi dada adalah identik.
  • Pengecatan gram dan kultur
  • Tes Viral: Rapid antigen detection yang melibatkan direct immunofluorescence (DFA) atau enzyme-linked immunosorbent assays (ELISA) dapat membantu hasil yang cepat untuk digunakan di unit gawat darurat. Sensivisitas dan spesifisitasnya bervariasi antara 80-95%. Alat tersebut dapat mendeteksi influenza, RSV, parainfluenza, dan virus lainnya. Nasal swabs atau pencucian adalah mudah untuk perhatikan. Identifikasi viral yang positif tidak dapat menyingkirkan ko-infeksi bakterial.
  • Leukopenia
  • Kadar Gas Darah
  • Penelitian menunjukkan bahwa kultur darah secara seragam negative ketika pasien mendapatkan antibiotika.

Pencitraan 2
  • Radiografi thorak dapat memperlihatkan penemuan berikut:
    • Patchy interstitial atau alveolar infiltrate, yang mungkin bilateral atau melibatkan kedua lobus
    • Peribronchial thickening
    • Konsolidasi
    • Efusi pleura
  • The Infectious Diseases Society of America merekomendasi radiografi dada untuk mengkonfirmasi infiltrate ketika pneumonia dicurigai untuk alasan berikut: Keparahan penyakit mungkin ditampakkan, Deteksi dari pneumonia tidak mungkin secara jelas pada lapangan klinis, dan antibiotika tidak berguna untuk terapi dari bronchitis.



Tindakan 2
Terapi
Perawatan Prehospital 2
·         Oksigen harus diberikan pada pasien dengan hipoksemia, dispnoe dan nafas yang pendek.
·         Dapat digunakan terapi aerosol dengan beta-agonists, dimana dapat memperbaiki pernafasan pasien.
·         Solusio sodium chloride isotonis seharusnya diberikan pada pasien yang mengalami syok dan tidak memiliki komponen gagal jantung kongestif.

Unit Gawat Darurat 2: Pengobatan di UGD mungkin melibatkan hal-hal berikut, yakni:
·         Oksigen, bila pasien dispnoe
·         Beta-agonists, bila tampak adanya bronkhospasme
·         Cairan, bila terjadi dehidrasi
·         Acyclovir, bila varicella atau herpes pneumonia dicurigai
·         Isolasi respirasi
·         Antibiotika, bila infiltrate tampak pada radiografi thorak
·         Pemilihan antibiotika bergantung pada didapatkan di komunitas atau rumah sakit.

Pencegahan 2
·         Vaksinasi tidaklah efektif pada orang tua sebagaimana pada anak-anak yang sehat yang diperkirakan mengarah pada penurunan respon imun pada pasien berusia tua. Vaksin Influenza A dan B direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk populasi berikut:
o    Anak-anak yang berumur 6-23 bulan
o    Orang dewasa yang berusia 65 tahun dan lebih tua
o    Orang yang telah 2 tahun atau lebih mempunyai suatu penyakit dasar, jangka panjang (penyakit jantung atau paru, penyakit metabolik [seperti diabetes], penyakit ginjal, gangguan darah, atau kelemahan system imun [termasuk orang dengan HIV/AIDS])
o    Wanita yang akan hamil
o    Orang yang tinggal di rumah rawatan atau pusat pelayanan kesehatan jangka panjang lainnya
o    Orang yang berusia 6 bulan sampai 18 tahun serta mengkonsumsi aspirin setiap hari
o    Pekerja kesehatan
o    Orang yang memiliki atau mengurusi anak-anak yang berusia lebih muda dari 6 bulan (jangan sampai menularkan serangan flu pada anak-anak atau bayi dibawah 6 bulan)
·         Measles vaccine
·         Varicella vaccine

Komplikasi
·         Infeksi yang lebih serius dapat menjadi kegagalan pernafasan, kegagalan hati, dan kegagalan jantung. Kadangkala, infeksi bakteri terjadi bersamaan atau sesaat sesudah pneumonia viral, dimana membimbing ke bentuk yang lebih serius dari pneumonia.1
·         Respiratory failure2
·         Pulmonary fibrosis2
·         Noncardiogenic pulmonary edema2
·         Superimposed bacterial infection2
·         Adult respiratory distress syndrome2
·         Reye syndrome2

Prognosis
·         Prognosisnya baik pada kebanyakan pasien, namun harus hati-hati pada orang tua atau pasien immunocompromised.2
  • Beberapa pasien yang sehat dapat mempunyai penyakit parah dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas.2

Daftar Pustaka
1.      Levy, Daniel; Viral Pneumonia; available at:  http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ ency/article/000073.htm; 2004; accessed 11 June 2006
2.      Kuhn, Gloria; Pneumonia, Viral; available at: http://www.emedicine.com/emerg/ topic468.htm; 2004; accessed 11 June 2006
3.      University of Maryland, Medical Center; Viral Pneumonia; available at: http://www.umm.edu/ency/article/000073.htm; 2004; accessed 11 June 2006
4.      Keller, Seth; Medical Encyclopedia: Lungs; available at: http://www.nlm.nih.gov/ medlineplus/ency/imagepages/1103.htm; 2004, accessed 11 June 2006
6.      -----; Pneumonia, Viral / Viral_Pneumonia1.jpg; available at : http://www. Whispe-ringinesmedicalclinic.com/pisphotogallery/VIRAL_PNEUMONIAphotos/pages/Viral_Pneumonia1_jpg.htm; accessed: 12 June 2006

0 komentar:

newer post older post Home